1. Immoral manajemen
2. Amoral manajemen
3. Moral manajemen
4. Agama, filosofi, budaya dan hukum
5. Leadership
6. Strategi dan performasi
7. Karakter individu
8. Budaya organisasi
Jawab :
Model Etika Dalam Bisnis
Carroll dan Buchollz (2005) dalam ”Antisipasi disintegrasi negeri ini: sebuah wacana mengantisipasi terjadinya perpecahan negeri ini “(2008:80) membagi tiga tingkatan manajemen dilihat dari cara para pelaku bisnis dalam menerapkan etika dalam bisnisnya :
1. Immoral Manajemen
Immoral manajemen merupakan tingkatan terendah dari model manajemen dalam menerapkan prinsip-prinsip etika bisnis. Manajer yang memiliki manajemen tipe ini pada umumnya sama sekali tidak mengindahkan apa yang dimaksud dengan moralitas, baik dalam internal organisasinya maupun bagaimana dia menjalankan aktivitas bisnisnya. Para pelaku bisnis yang tergolong pada tipe ini, biasanya memanfaatkan kelemahan-kelemahan dan kelengahan-kelengahan dalam komunitas untuk kepentingan dan keuntungan diri sendiri, baik secara individu atau kelompok mereka. Kelompok manajemen ini selalu menghindari diri dari yang disebut etika. Bahkan hukum dianggap sebagai batu sandungan dalam menjalankan bisnisnya.
2. Amoral Manajemen
Tingkatan kedua dalam aplikasi etika dan moralitas dalam manajemen adalah amoral manajemen. Berbeda dengan immoral manajemen, manajer dengan tipe manajemen seperti ini sebenarnya bukan tidak tahu sama sekali etika atau moralitas. Ada dua jenis lain manajemen tipe amoral ini, yaitu Pertama, manajer yang tidak sengaja berbuat amoral (unintentional amoral manager). Tipe ini adalah para manajer yang dianggap kurang peka, bahwa dalam segala keputusan bisnis yang diperbuat sebenarnya langsung atau tidak langsung akan memberikan efek pada pihak lain. Oleh karena itu, mereka akan menjalankan bisnisnya tanpa memikirkan apakah aktivitas bisnisnya sudah memiliki dimensi etika atau belum. Manajer tipe ini mungkin saja punya niat baik, namun mereka tidak bisa melihat bahwa keputusan dan aktivitas bisnis mereka apakah merugikan pihak lain atau tidak. Tipikal manajer seperti ini biasanya lebih berorientasi hanya pada hukum yang berlaku, dan menjadikan hukum sebagai pedoman dalam beraktivitas. Kedua, tipe manajer yang sengaja berbuat amoral. Manajemen dengan pola ini sebenarnya memahami ada aturan dan etika yang harus dijalankan, namun terkadang secara sengaja melanggar etika tersebut berdasarkan pertimbangan-pertimbangan bisnis mereka, misalnya ingin melakukan efisiensi dan lain-lain. Namun manajer tipe ini terkadang berpandangan bahwa etika hanya berlaku bagi kehidupan pribadi kita, tidak untuk bisnis. Mereka percaya bahwa aktivitas bisnis berada di luar dari pertimbangan-pertimbangan etika dan moralitas.
Widyahartono (1996:74) mengatakan prinsip bisnis amoral itu menyatakan “bisnis adalah bisnis dan etika adalah etika, keduanya jangan dicampur-adukkan”.
Dasar pemikirannya sebagai berikut :
- Bisnis adalah suatu bentuk persaingan yang mengutamakan dan mendahulukan kepentingan ego-pribadi. Bisnis diperlakukan seperti permainan (game) yang aturannya sangat berbeda dari aturan yang ada dalam kehidupan sosial pada umumnya.
- Orang yang mematuhi aturan moral dan ketanggapan sosial (sosial responsiveness) akan berada dalam posisi yang tidak menguntungkan di tengah persaingan ketat yang tak mengenal “values” yang menghasilkan segala cara.
- Kalau suatu praktek bisnis dibenarkan secara legal (karena sesuai dengan aturan hukum yang berlaku dan karena law enforcement-nya lemah), maka para penganut bisnis amoral itu justru menyatakan bahwa praktek bisnis itu secara “moral mereka” (kriteria atau ukuran mereka) dapat dibenarkan. Pembenaran diri itu merupakan sesuatu yang ”wajar’ menurut mereka. Bisnis amoral dalam dirinya meskipun ditutup-tutupi tidak mau menjadi “agen moral” karena mereka menganggap hal ini membuang-buang waktu, dan mematikan usaha mencapai laba.
3. Moral Manajemen
Tingkatan tertinggi dari penerapan nilai-nilai etika atau moralitas dalam bisnis adalah moral manajemen. Dalam moral manajemen, nilai-nilai etika dan moralitas diletakkan pada level standar tertinggi dari segala bentuk prilaku dan aktivitas bisnisnya. Manajer yang termasuk dalam tipe ini hanya menerima dan mematuhi aturan-aturan yang berlaku namun juga terbiasa meletakkan prinsip-prinsip etika dalam kepemimpinannya. Seorang manajer yang termasuk dalam tipe ini menginginkan keuntungan dalam bisnisnya, tapi hanya jika bisnis yang dijalankannya secara legal dan juga tidak melanggar etika yang ada dalam komunitas, seperti keadilan, kejujuran, dan semangat untuk mematuhi hukum yang berlaku. Hukum bagi mereka dilihat sebagai minimum etika yang harus mereka patuhi, sehingga aktifitas dan tujuan bisnisnya akan diarahkan untuk melebihi dari apa yang disebut sebagai tuntutan hukum. Manajer yang bermoral selalu melihat dan menggunakan prinsip-prinsip etika seperti, keadilan, kebenaran, dan aturan-aturan emas (golden rule) sebagai pedoman dalam segala keputusan bisnis yang diambilnya.
4. a. Agama dalam buku “Pendidikan Agama Islam” (2014:5) adalah sebuah karunia dari Tuhan Yang Maha Esa untuk umat didunia, agar mereka mendapat pegangan ataupun bantuan dikala manusia merasa senang dan tidak senang. Menurut Abdul Aziz Thaba menyebutkan pengertian agama dalam kamus barat agama diartikan sebagai hubungan privat antara manusia dengan tuhannya dan tidak berhubungan dengan agama hanya mengatur pada aspek terbatas, misal ibadah ritual (worship) dan akhlak (moral), tidak mengatur seluruh aspek dikehidupan secara total. Menurut KBBI agama adalah sistem atau prinsip kepercayaan kepada tuhan, atau juga disebut dnegan nama Dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan keyakinan tersebut.
b. Filosofi dalam buku “Epistemologi” (1994:14) menurut plato dimulai dengan rasa kagum, rasa “kagum” disini tidak boleh disamakan dengan keingintahuan dalam pengertian umum, tetapi terhadap sesuatu yang sederhana yang tampaknya jelas dalam pengalaman harian
c. Budaya, dalam buku “Antropologi” (2007:10) Ilmu Antropologi kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dimiliki manusia dengan belajar. Kebudayaan berasal dari kata Budhayah yaitu bentuk jamak dari Budhi yang berarti Budi dan Akal , sehingga kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang berhubungan dengan akal. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Seomardi mengatakan bahwa kebudayaan merupakan hasil karya, rasa dan cipta manusia. Menurut Koentjatningrat kebudayaan merupakan keseluruhan sistem gagasa, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dimiliki manusia dengan belajar.
d. Hukum dalam buku “AGAMA , AGENDA DEMOKRASI DAN PERUBAHAN SOSIAL” (2012:172) menurut ahli hukum belanda J. Van Kan , mendefinisikan hukum sebagai keseluruhan ketentuan-ketentuan kehidupan yang bersifat memaksa, yang melindungi kepentingan-kepentingan orang dalam masyarakat. Menurut Hans Kelsen menyatakan hukum terdiri dari norma-norma bagaimana orang harus berperilaku. Menurut Wiryono Prodjodikoro menyatakan hukum adalah rangkaian peraturan mengenai tingkah laku orang-orang sebagai anggota masyarakat, sedangkan satu-satunya tujuan dari hukum adalah menjamin keselamatan, kebahagiaan dan tata tertib dalam masyarakat itu.
5. Dalam buku “ILMU DAN APLIKASI PENDIDIKAN , BAGIAN II” (2007:237) Wahjosumidjo menyatakan bahwa apabila seseorang ingin mempelajari dan memahami segala sesuatu yang berkaitan dengan kepemimpinan, perlu terlebih dahulu mengerti dan paham arti atau batasan istilah kepemimpinan. Menurut Hemhiel dan Coons kepemimpinan adalah perilaku dari seseorang individu yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang akan dicapai bersama (shared goal). Sedangkan menurut Rauch dan Behling menyatakan bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasikan ke arah pencapaian tujuan.
6. a. Pengertian strategi ada berbagai macam yang dikemukakan oleh para ahli dalam buku karyanya masing-masing , menurut Stephani K. Marrus dalam buku Strategic Manajemen In Action (2008:31) didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat tercapai.
b. Performasi atau perbuatan memiliki pengertian apa yang dilakukan seseorang, performasi dapat diamati.
7. Menurut Lionberger yang dikutip Mohamad Ikbal Bahua (2016:75) Karakteristik individu adalah personal faktor yang berhubungan dengan semua aspek kehidupan dan lingkungan, seperti umur , pendidikan dan karakteristik psikologis. Menurut Totok Mardikanto karakteristik individu merupakan sifat-sifat yang melekat pada diri seseorang dan berhubungan pada aspek kehidupan , antara lain umur, jenis kelamin, posisi, jabatan , status sosial dan agama.
8. Budaya organisasi menurut Kreitner dan Kinicki dalam buku CULTURED (2005:15) adalah perekat organisasi yang mengikat anggota organisasi melalui nilai-nilai yang ditaati, peralatan simbolik, dan cita-cita sosial yang ingin dicapai. Sementara Mondy memperjelas dengan mengartikan budaya organisasi sebagai sistem nilai-nilai, keyakinan dan kebiasaan bersama dalam organisasi yang berinteraksi dengan struktur formal untuk menghasilkan norma perilaku. Dapat juga diartikan bahwa budaya organisasi sebuah sistem informasi untuk mempertahankan dan mentrasmisikan pengetahuan , kepercayaan, mitos-mitos dan tingkah laku.
Referensi :
1. https://books.google.co.id/books?id=OYkNAQAAMAAJ&q=tingkatan+manajemen+menurut+para+pelaku+bisnis+dalam+menerapkan+etika&dq=tingkatan+manajemen+menurut+para+pelaku+bisnis+dalam+menerapkan+etika&hl=id&sa=X&redir_esc=y
2. http://www.slideserve.com/haracha/model-sumber-dan-faktor-faktor-pendukung-beretika-dan-bisnis
3. https://books.google.co.id/books?id=JAY3CAAAQBAJ&pg=PA174&dq=pengertian+Agama,+filosofi,+budaya+dan+hukum&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwj24pjf7rbTAhXBO48KHSqKAxEQ6AEIJjAA#v=onepage&q=pengertian%20Agama%2C%20filosofi%2C%20budaya%20dan%20hukum&f=false
https://books.google.co.id/books?id=78wAmqNLWFMC&pg=PA1173&dq=pengertian+filosofi+menurut+para+ahli&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiwp-nv77bTAhUIMo8KHXTUBN4Q6AEIJjAA#v=onepage&q=pengertian%20filosofi%20menurut%20para%20ahli&f=false
3. https://books.google.co.id/books?id=OrEMsPV8yQkC&pg=PA10&dq=pengertian+budaya+menurut+para+ahli&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiCnvDh77bTAhXIs48KHS1cBVYQ6AEIJjAA#v=onepage&q=pengertian%20budaya%20menurut%20para%20ahli&f=false
4. https://books.google.co.id/books?id=Mv3_CAAAQBAJ&pg=PA6&dq=pengertian+Agama+menurut+para+ahli&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiexLyc77bTAhWBto8KHV2DCeYQ6AEIJjAA#v=onepage&q=pengertian%20Agama%20menurut%20para%20ahli&f=false
5. https://books.google.co.id/books?id=reSyBgFvuIwC&pg=PA14&dq=pengertian+filosofi+menurut+para+ahli&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiwp-nv77bTAhUIMo8KHXTUBN4Q6AEIKzAB#v=onepage&q=pengertian%20filosofi%20menurut%20para%20ahli&f=false
6. https://books.google.co.id/books?id=B8cfnF69lOEC&pg=PA237&dq=pengertian+leadership+menurut+para+ahli&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiU-dn4_bbTAhVJrY8KHVaGBjIQ6AEIJjAA#v=onepage&q=pengertian%20leadership%20menurut%20para%20ahli&f=false
7. https://books.google.co.id/books?id=i1jGIZWnAgwC&pg=PA31&dq=pengertian+strategi+dalam+bisnis&hl=id&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=pengertian%20strategi%20dalam%20bisnis&f=false
8. https://books.google.co.id/books?id=EQ0dAAAAMAAJ&q=performansi+adalah&dq=performansi+adalah&hl=id&sa=X&redir_esc=y
https://books.google.co.id/books?id=RRA6AAAAMAAJ&q=performansi+adalah&dq=performansi+adalah&hl=id&sa=X&redir_esc=y
9. https://books.google.co.id/books?id=A3o_DQAAQBAJ&pg=PA75&dq=karakter+individu+adalah&hl=id&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=karakter%20individu%20adalah&f=false
10. https://books.google.co.id/books?id=M-gFPmxe68UC&pg=PA15&dq=budaya+organisasi+adalah&hl=id&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=budaya%20organisasi%20adalah&f=false
Tidak ada komentar:
Posting Komentar