welcome

welcome

Rabu, 04 April 2018

TRANSFORMASI WAJAH KRL

KRL JABODETABEK DARI MASA KE MASA
Barangkali masih lekat dalam ingatan kita saat penumpang kereta rel listrik (KRL) berebut naik ke atap kereta. Kini, suasana semacam itu tak lagi terasa. PT Kereta Api Indonesia telah membenahi pelayanan KRL secara bertahap. PT KAI menghadirkan layanan KRL commuter line yang semua gerbongnya dilengkapi pendingin ruangan dan kursi yang empuk. Sistem pembelian tiket juga tak lagi menggunakan kertas.

Stasiun I : Kereta Dari Masa Lampau

TAHUN 1925
Kereta lokomotif listrik pertama buatan Belanda yang dikenal KA Bonbon mulai beroperasi di Jakarta pada 1926 sampai 1976. Saat ini KA Bonbon dipelihara di Balai Yasa Manggarai, Jakarta Selatan dan hanya difungsikan untuk kegiatan tertentu. KA Bonbon merupakan cikal bakal munculnya KRL.
 
TAHUN 1976
Kereta lokomotif listrik digantikan KRL dari Jepang.
 
TAHUN 1976 - 2006
Para penumpang masih naik ke atas atap KRL ekonomi. Mereka berebut memanjat ke atap gerbong lewat jendela. Pedagang juga bebas berjualan di dalam gerbong kereta.
 
TAHUN 1976 - 2013
Kondisi peron di sejumlah stasiun yang masih dipenuhi pedagang. Para pedagang bebas berjualan, bahkan menggelar pasar tumpah di bantaran rel.
 
Stasiun II : Perubahan Wajah Kereta dan Stasiun

23 Maret 2009: Pembenahan layanan KRL Jabodetabek diawali dengan pembelian 8 unit kereta AC pertama seri 8500 yang kemudian dibentuk menjadi satu rangkaian KRL. Saat itu, rangkaian KRL pertama ini dikenal dengan nama Jalita, akronim dari Jalan-jalan Lintas Jakarta.
19 Mei 2009: PT KAI membentuk anak perusahaan yang khusus mengoperasikan KRL AC. Anak perusahaan ini diberi nama PT KAI Commuter Jabodetabek atau KCJ. Tahun 2017, KCJ berganti nama menjadi PT KAI Commuter Indonesia (PT KCI).
2 Juli 2011: Pola single operation mulai diterapkan. Pada pola ini, semua KRL AC, termasuk KRL ekspress mulai dilebur menjadi satu layanan yang diberi nama KRL commuter line. KRL commuter line wajib berhenti di setiap stasiun. Sebelum pola ini diterapkan, KRL ekspress hanya berhenti di beberapa stasiun.
5 Desember 2011: Pola operasi loop line mulai diterapkan. Pada pola ini terdapat penyederhanaan rute KRL dan mulai diterapkannya sistem transit. Dengan diterapkannya pola operasi loop line ini, tidak ada lagi KRL dari Bogor yang langsung ke Tangerang, ataupun KRL dari Serpong yang langsung ke Bekasi.
Desember 2012: Mulai dilakukan penertiban terhadap keberadaan kios-kios pedagang liar di area stasiun, baik di peron maupun halaman stasiun. Penertiban yang dilakukan secara bertahap di seluruh stasiun di wilayah Jabodetabek ini tercatat berlangsung hingga pertengahan 2013.
25 Juli 2013: Layanan KRL ekonomi di semua relasi dihapuskan sehingga seluruh perjalanan KRL di wilayah Jabodetabek dilayani oleh KRL commuter line. Seiring “hilangnya” KRL ekonomi, penumpang pun tak ada lagi yang naik ke atap kereta.

Stasiun II : Perubahan Tiket

1 Juli 2013: PT KCJ menerapkan sistem tiket elektronik. Tiket elektronik ini menggantikan tiket kertas yang sebelumnya digunakan. Ada dua jenis tiket elektronik, yakni kartu single-trip untuk satu kali perjalanan dan kartu multi-trip (KMT) yang dapat digunakan untuk beberapa perjalanan selama saldo mencukupi.
22 Agustus 2013: PT KCJ memberlakukan uang jaminan Rp 5.000 pada kartu single-trip. Hal ini dilakukan menyusul banyaknya kartu single-trip yang tidak dikembalikan sehingga membuat PT KCJ merugi. Penerapan uang jaminan juga membuat istilah kartu single-trip diubah menjadi tiket harian berjaminan atau THB.
September 2015: PT KCJ mulai mengembangkan jenis tiket yang biasa digunakan pelanggan. Tidak hanya kartu, tiket juga berbentuk gelang, stiker, dan gantungan kunci.
Januari 2016: PT KCJ menyediakan vending machine untuk mengurangi transaksi di loket. Dengan adanya mesin ini, penumpang bisa membeli tiket secara mandiri. Mesin ini dapat melayani semua transaksi, mulai dari pengisian saldo KMT, pembelian, dan pengembalian THB.


Referensi :
https://vik.kompas.com/transformasi-wajah-krl/
http://www.bumn.go.id/keretaapi/berita/2-Transformasi-Wajah-KRL

Senin, 29 Mei 2017

ETIKA BISNIS III

A.    NORMA & ETIKA DALAM PEMASARAN, PRODUKSI, MANAJEMEN SDM & KEUANGAN (FINANCIAL)

Pasar dan Perlindungan Konsumen

Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. Barang dan jasa yang dijual menggunakan alat pembayaran yang sah seperti uang . Kegiatan ini merupakan bagian dari perekonomian. Pasar bervariasi dalam ukuran, jangkauan, skala geografis, lokasi jenis dan berbagai komunitas manusia, serta jenis barang dan jasa yang diperdagangkan. Beberapa contoh termasuk pasar petani lokal yang diadakan di alun-alun kota atau tempat parkir pusat perbelanjaan dan pusat perbelanjaan mata uang internasional dan pasar komoditas hukum menciptakan pasar seperti untuk izin polusi dan pasar ilegal seperti pasar untuk obat-obatan terlarang.

Dalam pendekatan pasar terhadap perlindungan konsumen , keamanan konsumen dilihat sebagai produk yang paling efisien bila disediakan melalui mekanisme pasar  bebas di mana penjual memberikan tanggapan terhadap permintaan konsumen. Dalam teori konsumen yang menginginkan informasi bisa mencarinya di organisasi-organisasi seperti consumers union yang berbisnis memperoleh dan menjual informasi. dengan kata lain mekanisme pasar perlu menciptakan pasar informasi konsumen jika itu yang diinginkan konsumen. Adapun kewajiban konsumen untuk melindungi kepentingannya ataupun produsen yang melindungi kepentingan konsumen sejumlah teori berbeda tentang tugas etis  produsen telah dikembangkan  masing-masing menekankan keseimbangan yang  berbeda antara kewajiban konsumen pada diri mereka sendiri dengan kewajiban  produsen pada konsumen meliputi pandangan kontrak pandangan 5 due care6 dan  pandangan biaya sosial.

Minggu, 23 April 2017

Etika Bisnis II

Pengertian para ahli dan contoh kasusnya (ss)
1. Immoral manajemen
2. Amoral manajemen
3. Moral manajemen
4. Agama, filosofi, budaya dan hukum
5. Leadership
6. Strategi dan performasi
7. Karakter individu
8. Budaya organisasi

Jawab :

Model Etika Dalam Bisnis
Carroll dan Buchollz (2005) dalam ”Antisipasi disintegrasi negeri ini: sebuah wacana mengantisipasi terjadinya perpecahan negeri ini “(2008:80) membagi tiga tingkatan manajemen dilihat dari cara para pelaku bisnis dalam menerapkan etika dalam bisnisnya :

Selasa, 28 Maret 2017

Etika Bisnis

Etika berasal dari kata Yunani ethos yang dalam bentuk jamaknya (ta etha) yang berarti “adat istiadat” atau “kebiasaan”


Pages

Pages - Menu

Popular Posts

Followers

Halo,,,, Nama saya Annisa Nur Pratiwi . biasa dipanggil annisa/pormasi . Nice to meet you :):)

Blogroll

Blogger templates

Blogger news